Kamis, 30 April 2015

SIAPA YANG DISALAHKAN??

Dalam kehidupan tidak terlepas dengan berbagai masalah, musibah dll. Hal itu tidak bisa kita hindarkan apapun kita adanya baik kita orang yang taat agama, orang yang tidak taat agama, orang yang miskin, orang kaya, orang luar negeri ataupun yang lainnya...semua pasti menghadapinya dengan bentuk yang berbeda-beda.

Yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana kita menghadapinya, dalam hal ini tentu ada berbagai subyek yang menyebabkan masalah terjadi dan dapat kita simpulkan bahwa yang membuat permasalahan dalam hidup ada dua yaitu :

1. internal
2. eksternal

Kecenderungan kita menghadapi masalah biasanya mencari-cari siapa yang menyebabkan masalah dalam arti yang yang berbuat salah, hal inilah yang terkadang membuat masalah bukan terselesaikan akan tetapi menambah masalah, memang paling enak untuk menyalahkan pihak lain dan hal inilah yang perlu kita rombak walaupun secara logika hal itu benar adanya akan tetapi kita perlu mencari langkah yang paling bijaksana.

Sebagai Kesaksian :
Suatu hari Aku, Istri dan anak naik motor untuk mengantarkan istri kesekolah di pagi hari, diluar pengetahuan kami ternyata jalan yang akan kami lalu ada tumpahan minyak dari mobil tangki yang bocor sehingga menyebabkan jalan licin. Ketika dilampu merah kami terjatuh oleh jalan licin.

Dari kejadian diatas :
masalahnya adalah kami terjatuh yang menyebabkan aku dan anak terluka.
Penyebabnya hanya 2:

1. Internal = saat itu aku buru2 karena istri sdh terlambat menyebakan aku tidak hati-hati
2. Eksternal = Motor didepanku ngerem tiba2, jalan licin dan Mobil Tangki

Kalau logika yang paling enak cari siapa yang salah tentunya kita akan salahkan pihak eskternal akan tetapi itu tandanya kita masih mempunyai ego yang tinggi.

Setelah masalah diatas aku menyadari bahwa lebih baik memperbaiki Internal karena itu akan membuat damai, bayangkan kalau kita bentak2 orang yang ngerem tiba2 tentunya akan lebih panjang masalahnya karena dia juga akan melimpahkan kesalahan kepada kendaraan yg didepannya, atau menyalahkan jalan yang licin? itu membuat kita stress...oleh karena itu lebih bijak mengkoreksi kejadian dan kesalahan kita sendiri sehingga kita akan Damai.

Mengorbankan atau Berkorban?

Jikalau bertemu dengan pertanyaan diatas tentunya yang orang pilih adalah tidak mau berkorban, akan tetapi kalau kita benar-benar melakukan pengorbanan tidak akan pernah sia-sia, demikianlah yang Tuhan Yesus lakukan, Dia mengorbankan dirinya untuk menjadi pedoman hidup bagi kita umat manusia, dengan pengorbanan itu tidak membuat Dia menjadi rendah akan tetapi hal itu menjadikan Dia Raja diatas segala raja....

Pesan
Bagi yang berada dalam berbagai masalah berhentilah mencari2 kesalahan pihak lain akan tetapi marilah memperbaiki diri kita, walau ada sesuatu yang dikorbankan..

by : Elson

Senin, 20 April 2015

Jenazah Sepasang Calon Pengantin Dikubur Satu Liang

  
DOLOKSANGGUL - Jenazah sepasang calon pengantin Ojak Purba dan Ospi Simbolon dikubur dalam satu liang di Desa Lumban Tobing, Kecamatan Dolok Sanggul, Sumut.

Kedua pasangan calon pengantin yang ditemukan tewas karena ditikam tersebut dikebumikan di tanah keluarga milik marga Purba pada hari Senin (20/4/2015) sekitar pukul 14.00 WIB. (Baca juga : Sepasang Calon Pengantin Tewas Ditikam)Pemakaman kedua jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) tersebut dipimpin langsung oleh Pendeta HKBP Pargodungan, Pendeta Tohonan Silaen.

“Pemakaman kedua korban dilakukan dengan ibadah pemakaman sesuai aturan gereja. Keduanya dimakamkan satu liang,” kata Pendeta Tohonan kepada Sindonews.com sebelum acara ibadah pemakaman dilakukan, Senin (20/4/2015).

Sementara, perwakilan dari Marga Simbolon yang merupakan kerabat dari calon mempelai wanita, Ospi Simbolon membenarkan bahwa pemakaman satu liang merupakan persetujuan dari keluarga Marga Simbolon yang ada di Humbahas.

Hal tersebut dikatakan Perwakilan Persatuan Simbolon Boru Bere se Indonesia (PSBI) Erikson Simbolon kepada Sindonews.com saat dikonfirmasi di sela-sela acara pemakaman.

Erikson mengatakan, pemakaman dalam satu liang yang diminta oleh pihak keluarga kedua korban sudah disetujui oleh kedua belah pihak.

“Karena itu permintaan keluarga, dan pemakaman dilakukan sesuai dengan agama dan keyakinan kedua mempelai yaitu ibadah Protestan,” jelas Erikson.

Perwakilan dari Persatuan Simbolon Boru Bere se Indonesia (PSBI) tersebut mengatakan,  pihak keluarga menginginkan keduanya dimakamkan secara bersama-sama karena sudah menjalani beberapa tahapan adat istiadat menjelang pernikahan.

“Jadi pihak keluarga menilai kedua pasangan tersebut layak dimakamkan dalam satu liang,” tandasnya.
      

Minggu, 19 April 2015

"BERI DAN LAKUKAN YANG TERBAIK UNTUK TUHAN"

    Hari ini saya bersyukur kepada Tuhan karena hari ini saya merayakan hari ulang tahun, ini merupakan pemberian Tuhan yang terbaik bagi saya. hari ini kujadikan bahan renungan bagi hidupku dan mengajukan pertayaan untukku, yaitu : " Apa yang telah kulakukan untuk Tuhan?"(Pertanyaan ini kadang menjebak seperti ini: "seakan akan saya orang hebat dan seperti paling hebat dari Tuhan" bukan seperti itu maksudnya....akan tetapi maksudnya adalah => melakukan untuk Tuhan artinya melakukan bagi sesama manusia)

       Suatu ketika saya melihat anakku Queen yang saat itu masih berumur 1 tahun, dia  memegang sebuah Apel yang besar dengan kedua tangannya dan berusaha untuk mempertahankannya dan memakannya. Melihat hal itu saya sebagai bapanya yang mengasihinya berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk dia dan saya bermaksud mengambil appel itu dari tangannya dengan tujuan untuk mengupasnya dan memotong kecil-kecil sehingga anak saya bisa makan. Saya terkejut karena tidak menduga apa yang terjadi, pada saat saya minta apel tersebut dan mengambil dari tangannya, anak saya tidak memberikannya dan berusaha mempertahankannya bahkan dengan sangat geram karena tanganku menyentuh apelnya. Seketika saya merenungkan mungkin saya sama seperti dia, Tuhan adalah bapaku yang mengasihiku, mungkin Dia sering meminta sesuatu dari saya dengan maksud mau mengganti yang terbaik akan tetapi saya tidak memberikannya sehingga berkatnya tidak bisa melimpah.

Mari kita baca lagi dibawah ini :

       Ketika seseorang bekerja; baik di kilang, di ladang, di pejabat, di rumah atau di gereja: Seringkali merasa bersungut-sungut, lakukan kerja dengan cara ala kadar (asal siap / asal jadi) dan tidak melakukan pekerjaan atau tugas itu dengan sungguh-sungguh, sehingga tidak dapat menghasilkan yang 'Excellent'. Kenapa hal ini terjadi?

Excellent itu bererti "Memberi / melakukan sesuatu lebih dari yang diharapkan". Excellent itu lebih dari sekadar baik.

Kolose 3:23 mengatakan : "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu untuk Tuhan dan bukan untuk manusia".

Dari ayat ini ada 3 kebenaran penting tentang bagaimana kita dapat menghasilkan yang 'Excellent' dari apa yang kita lakukan atau kerjakan.

1. TUHAN MENGHARGAI 'APAPUN' YANG KITA LAKUKAN
      Firman Tuhan mengatakan, "Apapun yang kamu perbuat...". Tidak dibatasi dengan hal-hal yang menyenangkan, yang mudah dikerjakan atau yang berkaitan tentang pelayanan saja, tetapi "APAPUN" yaitu segala sesuatu yang kita lakukan. Ketika Anda menulis tesis, menyiapkan 'assignment', mengerjakan kerja-kerja di pejabat, mempersiapkan lagu-lagu yang akan dinyanyikan dalam pertemuan ibadah, mengurus anak, membasuh pinggan mangkuk atau membersihkan gereja, semuanya itu dihargai oleh Tuhan dan Dia rindu anak-anak-Nya melakukannya dengan 'Excellent'.

   Tuhan menghargai bukan saja pelayanan berkotbah, mengajar, membimbing, menasihati atau memimpin jemaat yang harus kita lakukan, tetapi mengurus keluarga juga Tuhan sangat hargai. Ingat: Tuhan menghargai 'Apapun' yang Anda kerjakan dan lakukan.

2. TUHAN MAU KITA MEMILIKI SIKAP "SEGENAP HATI"

        Masalah utama, kenapa ramai orang yang tidak dapat melakukan sesuatu dengan 'Excellent' ialah kerana apa yang dilakukan itu dilakukan bukan dengan sikap "Segenap hati". Segenap hati itu belum tentu dalam hal kepakaran(kemahiran) atau yang kita suka, tahu dan selalu lakukan. Segenap hati itu berkenaan dengan sikap. Wayne Cordiero menuliskan dalam bukunya, "Sikap Yang Menentukan Keberhasilan". Benar! Sikap sangat menentukan keberhasilan. Firman Tuhan juga mengatakan, "...perbuatlah dengan segenap hatimu...". Bererti sikaplah yang menentukan apakah kita mengerjakan sesuatu dengan 'Excellent'.

Tentu Anda ingat cerita klasik tentang perlumbaan di antara kelinci dan kura-kura yang akhirnya dimenangi oleh si kura-kura. Jika diteliti dengan baik, dari segi kepantasan berlari, kelinci lebih pantas dari kura-kura. Tetapi, kenapa dalam cerita ini, kura-kura yang memenangi perlombaan tersebut? Semuanya kerana "Sikap". Ketika kelinci berfikir kura-kura tidak mungkin dapat mengalahkan dia kerana kura-kura itu berjalan sangat perlahan, sikap itu yang terlebih dahulu menewaskan si arnab, bukan kerana kura-kura itu cepat berlari atau kerana kelinci tertidur (seperti dalam cerita dongeng kura-kura vs kelinci).

Ketika Anda bersikap, "Nantilah...baru saya kerjakan...tesis...kerja rumah...persiapan kotbah...persiapan pelayanan...bersiap-siap ke gereja...dan banyak lagi...", sikap itulah yang membuat semua yang Anda lakukan menghasilkan yang tidak 'Excellent".

Tuhan meminta Anda berubah dari sikap "Saya tidak boleh atau saya boleh" kepada "Dengan segenap hati" walaupun Anda tidak mahir melakukannya atau sudah selalu melakukannya. Jika Anda melakukan sesuatu dengan segenap hati, pasti Anda tidak akan membuang atau menangguh masa untuk mengerjakan apa yang patut Anda kerjakan. Jika Anda memiliki sikap "segenap hati", Anda pasti mahu melakukan sesuatu dengan cara yang terbaik, walaupun itu bukan bidang kepakaran atau Anda tidak biasa melakukan pekerjaan itu. Mulailah dari SEKARANG! Praktikkan "Dengan segenap hati".

3. SEGALA SESUATU ADALAH UNTUK TUHAN

          Paulus menuliskan dalam ayat ini, "...untuk Tuhan dan bukan untuk manusia". Kita seringkali berfikir atau menuntut, apa yang kita akan dapatkan jika kita lakukan sesuatu dengan 'Excellent"? Kenapa fikiran itu muncul? Kerana, kita berfikir, apa yang kita lakukan, kita lakukan untuk manusia.

Yesus mengatakan dalam Matius 25:40 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." Sebelum ayat 40, Yesus mengatakan "Ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku" Matius 25:35-36.

Ketika Yesus ditanya, bila semua (Ay.35-36) itu terjadi kepada Dia (Lapar, haus, orang asing, telanjang, sakit & banduan) ? Yesus mengatakan bahawa Dia turut merasakan semua penderitaan yang dialami oleh setiap orang di dunia ini.

Jika hari ini Anda melihat seseorang yang dalam keadaan lapar, haus, terasing atau diasingkan, sakit, tidak ada pakaian atau dipenjarakan kerana apa saja kesalahan, apakah 'respon' (tindak balas) Anda? Apakah Anda akan katakan, "Uruslah dirimu sendiri...aku uruskan diriku sendiri" atau "Itulah kamu...kalau kamu tidak mencuri, kamu tidak akan dipenjarakan...kalau kamu bersekolah tinggi kamu tidak akan melarat...kalau kamu tidak melanggani pelacur kamu tidak akan terkena HIV/Aids..". Apakah itu respon Anda?

Yesus tidak pertanyakan kenapa mereka lapar, haus, telanjang, sakit atau dipenjarakan, hari ini Yesus bertanya apakah responmu?

Anda pasti akan melakukan yang 'Excellent' jika segala sesuatu yang Anda lakukan, semuanya tertuju kepada Tuhan dan bukan kepada manusia semata-mata. Bila itu tertuju kepada Tuhan, Anda akan lakukan semua yang terbaik dan sesuai dengan kebenaran firman Tuhan melalui hidup Anda.

RENUNGKAN:

Selama ini, mungkin Anda berfikir, "pekerjaan atau pemberian yang terbaik itu hanya yang saya lakukan di gereja". Itu tidak tepat, kerana Tuhan menghargai apapun (Tidak bertentengan dengan firman Tuhan) yang Anda lakukan.
Anda mungkin berkata, "Saya tidak dapat kerjakan... kerana saya tidak ada kemahiran mengerjakannya..." atau Anda berfikir "Nanti saja... senang saja kerjakan bah itu...", sehingga menghasilkan sikap bukan dengan "segenap hati". Hari ini, Tuhan mahu Anda lakukan segala sesuatu dengan sikap "Segenap hati".

Jangan menuntut, "apa yang saya akan dapat?", ketika Anda melakukan yang terbaik untuk orang lain kerana semua yang Anda lakukan itu tertuju kepada Yesus. Jika Anda ingin menyenangkan hati Tuhan, lakukan sesuatu yang terbaik kepada yang "paling hina" iaitu orang-orang di sekeliling Anda yang memerlukan bantuan.

Tuhan memberkati.
by : Elson Sinurat

KETIKA AGAMA SUDAH MERASA TERNISTAKAN

Dalam kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari berbagai masalah, dimana masalah itu beragam dan mungkin setiap manusia berbeda-beda masala...